ASAPMU MENJADI SESAKKU
- Redaksi

- 30 Sep
- 4 menit membaca

Polusi udara di Ibukota dan sekitarnya masih menghantui masyarakat sehingga menjadi ancaman serius yang meresahkan dalam kehidupan sehari-hari. Di tengah pertumbuhan industri dan urbanisasi yang pesat, tingkat polusi udara yang terus meningkat, memberikan dampak yang signifikan bagi kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Setiap napas yang dihirup oleh penduduk kota menjadi semakin berisiko, dengan partikel-partikel berbahaya dan gas beracun yang menyusup ke dalam sistem pernapasan. Dalam keseharian, polusi udara menyebabkan peningkatan kasus penyakit pernapasan seperti infeksi saluran pernafasan akut (ISPA). Kualitas udara di Indonesia memburuk dengan wilayah Jabodetabek menjadi yang terburuk. Tingkat cemaran partikel ukuran 2,5 mikron atau PM 2,5 jauh melebihi ambang batas yang ditetapkan organisasi kesehatan dunia (WHO). Berdasarkan laporan dari World Air Quality Report (2023), Indonesia menempati peringkat pertama yang memiliki kualitas udara terburuk di Asia Tenggara pada tahun 2023. Meski kualitas udara di Indonesia sedemikian buruknya, masih banyak orang yang mengabaikan bahaya polusi udara bagi kesehatan. Hal ini menunjukkan bahwa masalah polusi udara merupakan tantangan serius yang perlu segera ditangani di Indonesia. Penyebab utama polusi udara adalah aktivitasĀ manusia dan sumber alami.
Penyebab Utama dari Aktivitas Manusia
Bahan bakar fosil memancarkan gas berbahaya seperti sulfur dikosida dan karbon monoksida ke udara, seperti batu bara, minyak bumi untuk energi di pembangkitan listrik, dan bahan bakar industri lainnya
Sektor transportasi menjadi salah satu penyumbang terbesar polusi udara, karna kendaraan bermotor menghasilkan emisi gas berbahaya karbon monoksida (CO2) dan nitrogen dioksida (NO2)
Penggunaan pupuk dan pestisida dapat melepaskan gas amonia dan bahan kimia lain ke atmosfer
Emisi gas karbon monoksida dan bahan kimia berbahaya di udara juga disebabkan karena meningkatnya kegiatan industri dapat menurunkan kualitas udara
Debu dan bahan kimia yang dilepaskan udara selama kegiatan pertambangan, meningkatkan emisi zat berbahaya yang menyebabkan polusi udara
Produk pembersih tangga dan perlengkapan pengecatan mengandung senyawa organik volatilĀ yang dapat mengontaminasi udara dalam ruangan
Asap rokok mengandung ribuan zat kimia berbahaya yang mencemari udara, asap rokok juga berkontribusi pada masalah lingkungan seperti akumulasi sampah puntung rokok
Polusi udara dapat berdampak buruk bagi kesehatan hingga jangka panjang. Beberapa masalah kesehatan yang bisa ditimbulkan oleh paparan terhadap polusi udara adalah
Gangguan pada Mata
Udara yang buruk dan tidak sehat dapat menyebabkan berbagai masalah pada mata orang yang terpapar, antara lain iritasi, sindrom mata kering, konjungtivitis atau mata merah, dan glaucoma (kerusakan pada saraf mata)
Peradangan Hidung
Peningkatan konsentrasi polutan PM2.5 dalam udara dapat memicu iritasi atau peradangan pada lapisan dalam hidung, yang dikenal dengan rhinitis. Gejalanya berupa hidung tersumbat, bersin dan gatal pada hidung, disertai dengan keluarnya ingus secara berlebihan
Penyakit Asma
Paparan kualitas udara yang buruk dapat meningkatkan serangan asma, yaitu peradangan paru-paru kronis yang menyebabkan penyempitan pada saluran pernapasan, gejalanya berupa batuk, sesak napas, dan suara mengi saat bernapas
Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK)
Paparan polutan dan asap rokok secara terus menerus dapat menyebabkan PPOK atau Penyakit Paru Obstruktif Kronik. Sama seperti serangan asma, PPOK juga penyakit paru-paru kronis yang disebabkan oleh penyempitan saluran pernapasan dalam jangka panjang. Bedanya, PPOK bersifat progresif dan tidak bisa dipulihkan kembali seperti semula, sehingga gejalanya yaitu sesak napas dan batuk disertai dahak, bersifat lebih konstan dan bisa berujungĀ pada kematian
Kanker Paru-paru
Polusi udara mengandung zat-zat karsinogenik, seperti karbon dioksida (CO2), partikel ozon dan asap rokok. Jika terhirup dan terpapar terus menerus dalam waktu lama, dapat memicu timbulnya sel-sel kanker pada paru-paru
Penyakit Kardiovaskuler
Partikel polutan dalam polusi udara yang dihirup dapat masuk ke dalam aliran darah melalui jantung dan paru-paru. Akibatnya, pembuluh darah dapat menjadi lebih keras dan sempit, sehingga meningkatkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah
Kanker Kulit
Asap, debu, dan polutan dalam polusi udara, jika menempel pada kulit dan menyumbat pori-pori, dapat menimbulkan masalah pada kulit. Apalagi jika polutan yang mengandung zat-zat berbahaya ini terserap oleh kulit dalam waktu lama, bisa meningkatkan risiko timbulnya kanker kulit
Gangguan pada kehamilan
Polutan dalam udara yang buruk dapat menyebabkan peradangan, stres oksidatif dan mengendap di plasenta janin dalam kandungan. Hal ini dapat mengakibatkan berbagai komplikasi kehamilan, kelahiran prematur, bayi lahir dengan berat badan lahir rendah hingga kematian
Gangguan Kognitif
Polusi udara dapat berdampak buruk pada otak dan menyebabkan gangguan belajar dan memori, serta meningkatkan risiko demensia
Setelah mengetahui bahaya polusi udara bagi kesehatan dan lingkungan, penting bagi kita untuk mengambil langkah-langkah mencegah dan mengurangi dampak polusi udara. Hal ini bisa dilakukan dengan berbagai cara seperti
Memantau kualitas udara melalui aplikasi pemantau kualitas udara, kurangi aktivitas di luar ruangan dan tutup ventilasi di rumah, kantor atau ruangan lainnya jika tingkat polusi udara tinggi
Gunakan masker untuk mecegah partikel polutan masuk ke dalam hidung dan saluran pernapasan
Kurangi penggunaan kendaraan pribadi dengan menggunakan transportasi umum, bersepeda ataupun berjalan kaki untuk mengurangi polusi udara
Membatasi pemakaian listrik seperti mematikan lampu dan peralatan elektronik jika sedang tidak digunakan
Berhenti merokok akan mengurangi asap rokok yang dapat mencemari lingkungan dan orang-orang disekitarnya
Hindari membakar sampah karena dapat menghasilkan asap yang mengandung zat-zat beracun. Hindari juga penggunaan bahan pembersih rumah tangga yang berbahan kimia keras.
Terapkan perilaku hidup sehat dengan makan makanan bergizi, minum vitamin dan berolahraga rutin, pastikan asupan cairan cukup untuk mencegah dehidrasi, membuat lapisan lendir di tenggorokan lebih encer dan pernapasan lebih lancar






























Komentar