top of page

Kesehatan Dimulai dari Hati | dr. Zaidul Akbar

Updated: Jan 4




Pada suatu sore di ruang Unit Gawat Darurat (UGD), dr. Zaidul Akbar, saat dulu berpraktek, menyambut seorang pasien pria paruh baya. Wajahnya kusut, tubuhnya lunglai, dengan sederet keluhan yang ia utarakan dengan nada cemas. "Dok, kepala saya sakit, pusing terus, batuk pilek nggak sembuh-sembuh. Bahkan telinga saya juga berdengung. Rasanya dari ujung kepala sampai ujung kaki bermasalah semua."


Dr. Zaidul Akbar mendengarkan dengan saksama. Ia mengangguk-angguk, lalu tersenyum. Dengan lembut ia bertanya, “Bapak ada masalah?” Pertanyaan sederhana itu sejenak membuat pria itu terdiam, seolah merenungi sesuatu. Kemudian, ia mulai bercerita, mengurai masalah-masalah yang membelitnya: konflik di rumah tangga, tekanan ekonomi, dan kesepian yang memuncak.


Setelah mendengar kisah pria itu, dr. Zaidul Akbar tak memberikan resep obat seperti kebanyakan. Sebaliknya, ia menunjuk ke arah mushola kecil di belakang UGD. “Bapak, pergilah ke sana. Salatlah. Tumpahkan semua air mata Bapak kepada Allah. Berdoalah, mintalah pertolongan kepada-Nya,” katanya dengan senyum hangat.


Obat yang Sering Terlupakan


Pengalaman ini adalah sekelumit dari pemahaman yang lebih dalam tentang kesehatan dalam Islam. Menurut dr. Zaidul Akbar, kesehatan sejati bukan sekadar urusan fisik. Hati, atau qalbu, memainkan peran yang jauh lebih signifikan. Penyakit hati seperti stres, iri hati, atau ketidakikhlasan, bahkan lebih berbahaya daripada penyakit raga.


“Jawabannya sering kali bukan obat atau herbal,” ujar dr. Zaidul Akbar. “Jawabannya ada pada kalimat yang Allah sampaikan dalam Alquran: ‘Mintalah pertolongan kepada Allah dengan sabar dan salat.’”


Ia menjelaskan bahwa syariat Islam dirancang tidak hanya untuk mendekatkan umat kepada Allah, tetapi juga untuk menjaga kesehatan jiwa dan raga. Salat, misalnya, bukan sekadar ritual ibadah, tetapi juga membawa dampak fisik dan psikologis yang luar biasa. Gerakan-gerakan dalam salat melatih kelenturan tubuh, sementara doa dan sujud menghadirkan ketenangan batin.


Kisah di Balik Mushola


Pria di UGD itu akhirnya mengikuti saran dr. Zaidul Akbar. Ia menuju mushola dan menghabiskan waktu cukup lama di sana. Ketika kembali, raut wajahnya terlihat berbeda. Meski belum sepenuhnya pulih, ia tampak lebih tenang. Beban yang semula berat di pundaknya seolah sedikit terangkat.

“Subhanallah, banyak orang seperti itu. Kita sering lupa bahwa jawabannya bukan pada obat, tapi pada Allah,” kata dr. Zaidul Akbar. Ia mengingatkan bahwa semua syariat dalam Islam pada dasarnya menyehatkan. Namun, umat melakukannya bukan untuk tujuan kesehatan, melainkan karena ketaatan.


Pelajaran dari Alquran dan Sunnah


Dalam Alquran dan hadits Nabi Muhammad SAW, terdapat banyak petunjuk tentang bagaimana menjalani hidup yang sehat. Bukan hanya secara fisik, tetapi juga mental dan spiritual. Rasulullah mengajarkan pola makan yang seimbang, menjaga kebersihan, dan mengelola emosi dengan sabar dan tawakal.


Dr. Zaidul Akbar pun menutup ceritanya dengan satu pesan penting: “Kembalilah ke petunjuk Allah, Alquran, dan Nabi Muhammad. Semua ada di sana. Mau cerita apa saja, ada jawabannya.”


Di dunia modern yang semakin hiruk-pikuk ini, mungkin inilah saatnya untuk berhenti sejenak. Bukan hanya mendengarkan tubuh, tetapi juga hati. Karena, sebagaimana yang diajarkan para ulama, kesehatan sejati dimulai dari qalbu yang bersih dan damai.

Comments


bottom of page