Persepsi Positif untuk Makanan Sehat: Mengapa Pikiran Kita Penting dalam Menikmati Manfaat Kelapa dan Makanan Lainnya
- Redaksi
- Dec 24, 2024
- 3 min read

Allah Subhanahuwata’ala telah menciptakan bumi ini sebagai tempat tinggal bagi manusia dan hewan. Berbagai macam kebtuhan telah Dia siapkan semuanya di dalam bumi. Mulai dari oksigen, air, tumbuhan, hewan yang bisa dikonsumsi, bahkan hingga ketika manusia itu sakit, Allah juga sudah memberikan obatnya.
Semua makhluk hidup termasuk manusia perlu makan. Namun yang membedakan antara manusuia dan hewan adalah akalnya. Nah, terkadang manusia ini menggunakan akalnya secara berlebihan dengan cara overthinking, di dalam Islam dikenal juga sebagai suudzon. Ya, prasangka buruk kepada makan.
Makanan adalah sumber nutrisi yang sangat penting bagi tubuh kita, tapi manfaat kesehatannya tidak hanya bergantung pada kandungan nutrisi saja. Maksudnya bagaiamana? Ya, prasangka kita tadi. Baik atau buruk terhadap makanan? Bagaimana kita memandang makanan juga memainkan peran penting dalam menentukan seberapa besar manfaat yang bisa kita peroleh dari makanan nantinya. Bagaimana persepsi negatif ternyata dapat mengurangi manfaat kesehatan dan nutrisi dari makanan, dengan kelapa sebagai contoh utama.
Mengapa Persepsi Penting?
Dalam kacamata kesehatan, persepsi adalah kunci. Bagaiamana cara kita memandang makanan, apakah kita melihatnya sebagai sesuatu yang baik atau buruk dapat memengaruhi bagaimana tubuh kita meresponnya. Hati-hati lho ini. Bisa jadi kita sudah banyak makanan yang menyehatkan tapi masih terbesit prasangka buruk. Misalnya, kelapa dikenal sebagai superfood dengan banyak manfaat kesehatan. Di dalamnya ada kandungan serat yang tinggi, asam laurat, dan lemak sehat yang baik untuk jantung. Namun, sering kali kelapa disalahpahami sebagai makanan yang harus dihindari karena kandungan lemaknya. Belum lagi informasi yang kurang jelas seperti, memakan kelapa dapat membawa cacing kremi.
Pandangan yang negatif ini bisa mengubah cara kita mengkonsumsi kelapa. Bahkan bisa saja kita adi enggan dan menghindarinya sama sekali. Pada akhirnya kita tidak bisa dapat manfaat apapun dari si buah pesisir ini. Sebaliknya, dengan jika persepsi positif dan pemahaman yang benar tentang kelapa, InsyaAllah kita bisa memanfaatkan nutrisi yang terkandung di dalam buah kelapa ini. Meneurut penelitian, kelapa merupakan cemilan sehat untuk jantung manusia.
Emosi dan Kesehatan Fisik
Tidak hanya persepsi, namun emosi kita terkait makanan juga memiliki dampak signifikan. Pikiran dan emosi negatif, seperti rasa bersalah atau takut saat mengonsumsi makanan tertentu, bisa mengubah makanan yang seharusnya menyehatkan menjadi sumber "emosi beracun." Hal ini dapat memicu reaksi fisik yang ustru merugikan, seperti stres atau gangguan pencernaan. Manfaat tidak dapat, tapi racun yang kita konsumsi. Bahaya kan?
Tapi sebaliknya, jika kita mengonsumsi makanan dengan pola pikir positif, hal tersebut dapat memperkuat hubungan antara pikiran dan tubuh. Pada akhirnya akan memberikan kontribusi yang baik pada kesehatan. Dengan membuang jauh-jauh keyakinan negatif tentang makanan, kita pasti bisa membuka potensi sempurna dari makanan tersebut. Jika sudah demikian, dampak positif berupa kesehatan tubuh kita bisa dinikmati dan syukuri.
Pengaruh Komunitas dalam Makan Sehat
Selain faktor persepsi dan emosi, dukungan dari komunitas yang positif juga sangat penting dalam mendorong keinginan untuk makan makanan sehat. Ketika kita dikelilingi oleh orang-orang yang mendukung dan memahami pentingnya pola makan sehat, insyaaAllah kita lebih termotivasi untuk mengikuti kebiasaan baik tersebut. Jadi, sbeetulnya bukan hanya soal apa yang kita makan, tetapi juga bagaimana kita memandang dan menikmati makanan itu bersama-sama.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya perumpamaan orang yang bergaul dengan orang shaleh dan orang jahat, bagaikan orang yang berteman dengan penjual minyak wangi dan pandai besi” (HR. Bukhari dan Muslim).
Rasulullah mengumpamakan teman atau circle baik dengan orang yang membawa minyak misik yang harum, sedangkan teman buruk dengan pandai besi yang dapat memercikkan api. Berteman dengan penjual minyak wangi bisa jadi akan memberi keuntungan pada diri sendiri dan orang lain, seperti bisa mendapatkan minyak, membeli minyak, atau mendapatkan aroma wangi. Sebaliknya, berteman dengan pandai besi mungkin akan membakar pakaian atau mendapatkan aroma tidak sedap. Yuk cek circle kita.
Kesimpulan Manfaat Kelapa
Jadi pada intinya, manfaat kesehatan dari makanan tidak hanya ditentukan oleh apa yang kita makan, tetapi juga oleh bagaimana kita memandang dan merasakan makanan tersebut. Persepsi positif, pemahaman dan informasi yang benar, serta dukungan emosional dari komunitas bisa meningkatkan manfaat kesehatan dari makanan. Seperti dicontohkan pada kelapa tadi. Pada sudut pandang negatif, buah tersebut akan selalu dianggap tidak sehat, namun dari pandangan positif, kelapa sangat membantu kita menikmati hidup dengan lebih sehat. Oleh karena itu, mulailah melihat makanan dengan cara yang positif, dan biarkan pikiran serta tubuh kita bekerja bersama untuk mencapai kesehatan yang optimal.
Comments