top of page

KETIKA RASULULLAH DISIHIR | Keajaiban Al Quran

ree

Menurut Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin rahimahullah berkata, Sihir adalah mantra-mantra yang dibacakan oleh tukang sihir untuk memudaratkan atau membahayakan orang lain. Pengaruh dari sihir menyebabkan kita dapat gila, jatuh sakit ataupun terbunuh. Sihir juga mampu membuat seseorang begitu cinta pada yang lain atau begitu benci pada yang lain. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sendiri berlepas diri dari sihir atau meminta untuk melaukan sihir terhadap orang lain.


Allah berfirman bahwa sihir itu nyata pada Qur’an surat Al-Falaq ayat 4:


وَمِنْ شَرِّ النَّفَّاثَاتِ فِي الْعُقَدِ

“Dan dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghapus pada buhul-buhul.”


Allah subhanahu wata’ala juga berfirman dalam surat Al-Baqarah ayat 102


فَيَتَعَلَّمُونَ مِنْهُمَا مَا يُفَرِّقُونَ بِهِ بَيْنَ الْمَرْءِ وَزَوْجِهِ

Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan istrinya


Dari 2 ayat tersebut menunjukkan bahwa sihir itu ada. Dalam riwayat Shahih Bukhari disebutkan bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah terkena sihir dimana beliau seakan-akan melakukan sesuatu, namun kenyataannya tidak melakukan apa-apa.


RASULULLAH SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM PERNAH DISIHIR


Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah disihir oleh seseorang dari bani Zuraiq yang bernama Labid bin Al-A’sham, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dibuat membayangkan seolah-olah beliau melakukan sesuatu padahal beliau tidak melakukan apa-apa, sampai pada suatu hari atau suatu malam ketika beliau berada disisiku, tetapi beliau terus berdo’a dan berdo’a. Kemudian beliau bersabda, “Wahai Aisyah, apakah kamu tahu bahwa Allah telah memberikan jawaban kepadaku tentang apa yang aku tanyakan kepada-Nya tentang sihir? Ada dua orang mendatangiku, satu diantaranya duduk di dekat kepalaku dan yang satunya lagi berada di dekat kakiku.


“lalu salah seorang diantara keduanya berkata kepada temannya, “Sakit apa orang ini?” kemudian temannya menjawab “terkena sihir”, “siapa yang telah menyihirnya?” tanya temannya lagi. “Labid bin Al-A’sham” sahut temannya. “dalam bentuk apa sihir itu?” tanya temannya kembali. Dia menjawab “pada sisir dan rontokan rambut ketika disisir dan kulit mayang kurma jantan.” “lalu, dimana semuanya itu berada?” tanya temannya. “di sumur Dzarwan” jawab temannya. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendatangi sumur itu bersama beberapa orang sahabar beliau.


Lalu beliau datang dan berkata, “wahai Aisyah, seakan-akan airnya berwarna merah seperti perasan daun pacar dan seakan-akan kulit mayang kurmanya seperti kepala setan.” Lalu kutanyakan, “Wahai Rasulullah, tidakkah engkau minta dikeluarkan?” Beliau menjawab, “Allah telah menyembuhkanku, sehingga aku tidak ingin memberi pengaruh buruk kepada umat manusia dalam hal itu. Kemudian beliau memerintahkan untuk menimbunnya, maka semuanya pun ditimbun dengan segera.” (HR. Bukhari dan Muslim)


CARA MENGOBATI SIHIR


Terdapat dua cara dalam mengatasi sihir:


Melakukan Ruqyah


Dengan membaca ayat-ayat Al-Qur’an, do’a atau dzikir yang diperbolehkan. Adapun dalil yang memperbolehkan ruqyah,

Dari ‘Auf bin Malik Al-Asyja’iy, ia berkata, “Kami melakukan ruqyah di masa jahiliyah, lalu kami berkata, “Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu dengan ruqyah yang kami lakukan?” beliau bersabda, “Coba tunjukkan padaku ruqyah yang kalian lakukan. Ruqyah diperbolehkan selama di dalamnya tidak terdapat kesyirikan.” (HR. Muslim)


Dari ‘Imran bin Hushain, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Tak ada ruqyah kecuali pada penyakit karena mata hasad (dengki) atau karena sengatan binatang.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)


Nusyrah (Mengobati sihir dengan sihir)


Ibnu Jauzi berkata Nusyrah adalah membuka sihir dari orang yang terkena sihir, dan hampir tidak ada orang yang mampu melakukannya kecuali orang-orang yang mengetahui sihir.


Para ulama berselisih pendapat mengenai cara ini. Namun, yang lebih tepat adalah tidak mengobati sihir dengan sihir. Dari Jabir bin ‘Abdillah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ditanya tentang nusyrah. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab, “Itu termasuk perbuatan syaithan.”


Para ulama telah sepakat memperbolehkan ruqyah dengan tiga syarat, diantaranya:

Ruqyah dengan menggunakan firman Allah atau Asma’ dan Sifat-Nya atau sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Ruqyah harus diucapkan dalam bahasa arab, diucapkan dengan makna yang jelas dan dapat dipahami maknanya, Meyakini bahwa yang memberikan pengaruh itu bukanlah zat ruqyah itu sendiri, melainkan kekuasaan Allah subhanahu wata’ala yang memberikan pengaruh tersebut, sedangkan ruqyah itu merupakan salah satu sebab saja.


CARA MENCEGAH SIHIR


Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menyebutkan beberapa sebab orang dengan mudah terkena sihir diantaranya, lalai mengingat Allah, lalai dalam beribadah, dan tidak mau perhatian pada dzikir-dzikir syar’i. Orang yang istiqamah dalam berdzikir dan rajin beribadah maka dirinya akan selamat dari gangguan sihir atau penguasaan jin, sementara orang yang lalai dari mengingat Allah dan gemar dalam bermaksiat, dirinya sangat rentan mendapatkan gangguan jin. Allah ta’ala berfirman dalam surat Az-Zukhruf: 36:


وَمَنْ يَعْشُ عَنْ ذِكْرِ الرَّحْمَنِ نُقَيِّضْ لَهُ شَيْطَانًا فَهُوَ لَهُ قَرِينٌ

Artinya: “Barang siapa yang berpaling dari pengajaran Rabb Yang Maha Pemurah (Al-Qur’an), kami adakan baginya syaithan (yang menyesatkan) maka syaithan itulah yang menjadi teman yang selalu menyertainya.”


Beberapa langkah yang ditempuh jika seseorang terkena sihir hendaknya ia berobat dengan pengobatan syar’i dengan cara:

  1. Memakan 7 butir kurma setiap pagi

  2. Minum habbatus sauda (jintan hitam)

  3. Bekam

  4. Ruqyah (dibacakan ayat-ayat Al-Qur’an dan do’a)


Adapun Do’a meminta perlindungan dari sihir, do’a yang biasa diucapkan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk meminta perlindungan untuk Hasan dan Husain:


أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ

“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang telah sempurna dari godaan syaithan, binta beracung dan dari pengaruh ‘ain yang buruk.” (HR. Bukhari)

Komentar


bottom of page