WASPADAI LONJAKAN KASUS INFLUENZA
- Redaksi

- 28 Okt
- 3 menit membaca

Dalam beberapa waktu terakhir, Indonesia mengalami kenaikan signifikan dalam jumlah kasus influenza, sejumlah rumah sakit dan klinik di Jakarta dan sekitarnya melaporkan peningkatan jumlah pasien gejala flu selama beberapa pekan terakhir. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan pada awal Oktober 2025 terjadi lonjakan kasus mencapai 38% dibandingkan periode sebelumnya. Tren peningkatan ini terjadi bersamaan dengan negara-negara lain di Asia Tenggara, seperti Malaysia, Singapura dan Thailand. Meskipun belum mencapai tingkat darurat nasional, tren ini menjadi sinyal bahwa kita perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit pernapasan ini. Negara tropis seperti Indonesia, mengalami sirkulasi virus influenza sepanjang tahun. Namun, aktivitas virus meningkat pada waktu tertentu, seperti saat peralihan ke musim hujan dan ketika kualitas udara menurun di sejumlah kota besar. Lingkungan dengan suhu rendah dan kelembapan tinggi dinilai mempercepat penyebaran virus. Pemerintah meningkatkan pengawasan melalui surveilans sentinel dan memperkuat komunikasi risiko kepada masyarakat. Masyarakat diimbau menjaga kebersihan, memakai masker saat sakit, dan mempertimbangkan vaksinasi tahunan. Langkah ini penting untuk melindungi kelompok rentan, seperti lansia dan penderita penyakit kronis. Kita harus pahami faktor penyebab peningkatan kasus influenza, situasi global yang relevan, potensi dampaknya bagi masyarakat, serta strategi pencegahan yang bisa kita lakukan untuk melindungi diri dan orang-orang di sekitar kita.
Penyebab Kenaikan Kasus Influenza
Dalam laporan National Institutes of Health (NIH), influenza diklasifisikan sebagai penyakit sangat mudah menyebar. Penularannya bisa melalui percikan mikroskopis dari batuk atau bersin, juga lewat sentuhan langsung dengan penderita. Tak pandang usia, semua kelompok, mulai dari balita hingga lansia berpotensi tertular. Berikut sejumlah kenaikan kasus influenza di Indonesia:
Penurunan kekebalan (immunity gap)
Selama masa pandemi COVID-19, kebiasaan menjaga jarak, memakai masker, dan pembatasan mobilitas cukup menekan penularan virus pernapasan lain seperti influenza. Akibatnya, paparan virus ini menjadi lebih rendah dalam beberapa tahun terakhir. Ketika interaksi sosial kembali berjalan normal, banyak orang yang kekebalannya terhadap virus influenza menurun, sehingga lebih rentan tertular. Sebuah kajian di The Lancet memperkirakan bahwa populasi rentan terhadap influenza mungkin meningkat antara 10-60 persen dibandingkan kondisi sebelumnya. Artinya, lonjakan kasus bisa jauh lebih tinggi ketika musim flu datang.
Berubahnya sifat virus Influenza dan sirkulasi subtipe baru
Virus influenza terus mengalami mutasi setiap tahunnya, terutama pada subtype seperti A(H3N2) atau A(H1N1). Hal ini bisa membuat sebagian populasi kehilangan proteksi meskipun sudah pernah terinfeksi atau divaksinasi di masa lalu. Data global dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa di Asia Tenggara, virus A(H3N2) banyak terdeteksi sebagai strain dominan.
Kondisi cuaca dan faktor lingkungan
Perubahan pola cuaca, terutama musim hujan yang berkepanjangan atau perubahan kelembapan, dapat memperpanjang periode penyebaran virus. Virus influenza lebih mudah bertahan dan menyebar di udara yang dingin dan kering, sehingga ketika cuaca ekstrem akibat perubahan iklim terjadi, potensi gelombang influenza bisa makin besar.
Mobilitas manusia, keramaian dan urbanisasi
Dengan aktivitas yang sudah kembali normal, sekolah, transportasi publik, kantor, pusat perbelanjaan, menjadi peluang besar terjadinya penularan antar individu. Semakin padat dan terhubung suatu wilayah (urbanisasi), semakin cepat virus menyebar. Model epidemiologi menunjukkan bahwa urbanisasi mempercepat puncak dan prevalensi wabah influenza di suatu negara.
Potensi Dampak bagi Kesehatan Masyarakat
Ada beberapa dampak yang bisa ditimbulkan dari lonjakan kasus influenza, seperti:
Beban layanan kesehatan meningkat
Semakin banyak orang yang mengalami infeksi berat, rumah sakit bisa mengalami lonjakan pasien flu dan rawat inap
Risiko komplikasi dan kematian
Influenza tidak selalu ringan. Bagi kelompok rentan seperti bayi, lansia, ibu hamil, atau pengidap penyakit penyerta (asma, diabetes, penyakit jantung), flu dapat memicu pneumonia, gagal pernapasan, atau memperburuk kondisi kronis
Produktivitas nasional terganggu
Lonjakan kasus influenza tidak hanya berdampak pada kesehatan individu, tetapi juga berimbas langsung pada produktivitas masyarakat. Akibatnya, kegiatan belajar dan operasional perusahaan menjadi tidak optimal. Peningkatan jumlah kasus juga dapat memperlambat roda ekonomi. Jika situasi berlangsung lama, dampaknya bisa terasa pada penurunan kinerja ekonomi nasional secara keseluruhan
Beban sosial dan psikologis
Ketika kasus melonjak, rasa cemas masyarakat terhadap penyebaran penyakit biasanya ikut meningkat. Kondisi ini bisa memicu stres kolektif, kelelahan mental, hingga munculnya gangguan kecemasan. Jika tidak dikelola dengan baik, dampak psikologis dapat memperburuk ketahanan sosial masyarakat.
Cara Pencegahan Kenaikan Kasus Influenza
Untuk mencegah kenaikan kasus influenza dapat dilakukan hal-hal berikut:
Melakukan vaksinasi flu setiap tahun untuk mencegah dan mengurangi risiko komplikasi serius
Hindari kontak langsung dengan orang yang sedang sakit atau hindari tempat yang sedang terjangkit flu
Cuci tangan sesering mungkin dengan sabun dan air mengalir minimal selama 20 detik
Hindari menyentuh mata, hidung, dan mulut terutama dengan tangan yang kotor
Gunakan tisu untuk menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin, lalu segera buang tisu tersebut dan cuci tangan
Jaga daya tahan tubuh tetap kuat agar tidak mudah terserang penyakit, terutama saat pergantian musim






























Komentar