top of page

RISIKO TINGGAL DEKAT KAWASAN INDUSTRI

ree

Keberadaan kawasan industri merupakan bagian integral dari perkembangan ekonomi di berbagai daerah. Kawasan industri memainkan peran penting dalam menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan daerah, dan mendorong kemajuan teknologi. Namun, dampak dari kawasan industri terhadap pemukiman sekitar sering kali menjadi isu yang kompleks dan memerlukan perhatian serius. Tinggal di kawasan industri mungkin terdengar strategis karena  dekat dengan tempat kerja atau pusat perekonomian. Tapi dibalik kelebihannya ada juga tantangan yang nggak boleh disepelekan. Salah satunya adalah kualitas udara yang rentan tercemar oleh aktivitas pabrik sehingga berdampak pada risiko kesehatan. Emisi dari pabrik dan kendaraan industri dapat mengakibatkan peningkatan kadar polutan di udara, seperti karbon monoksida, sulfur dioksida, dan partikel debu. Alih-alih menghirup udara segar yang menyehatkan, mereka yang tinggal dekat kawasan industri justru disuguhi campuran aroma logam panas yang menyengat, debu-debu kimia berbahaya, serta asap hasil pembakaran dari berbagai proses produksi. Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti asma, bronkitis dan penyakit pernapasan lainnya. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa masyarakat yang tinggal dalam radius 0-1,5 kilometer dari zona industri mengalami peningkatan risiko terkena penyakit pernapasan. Menurut Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 35 Tahun 2010 yang mengatur jarak antara kawasan industri dan pemukiman minimal 2 kilometer. Pencemaran udara di kawasan industri menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan dan lingkungan kita. Partikulat, gas beracun dan bahan kimia yang dilepaskan ke atmosfer dapat memperburuk masalah pernapasan, penyakit kardiovaskular dan kanker paru-paru. Menghirup polutan dalam jangka pendek dapat memperburuk asma dan penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).


Polutan udara dari kawasan industri memiliki dampak jangka pendek terhadap pernapasan seperti: iritasi saluran pernapasan, memperburuk asma dan bronkitis, melemahkan sistem kekebalan tubuh sehingga membuat tubuh lebih rentan terhadap infeksi pernapasan seperti pneumonia. Dampak jangka panjangnya seperti penyakit paru kronis, zat karsinogenik dalam polutan udara dapat merusak sel-sel paru-paru meningkatkan risiko kanker.


Siapa yang Paling Berisiko?

  • Anak-anak: Organ tubuh mereka masih berkembang, sistem kekebalan tubuh belum sempurna, dan mereka menghabiskan lebih banyak waktu di luar ruangan, sehingga lebih rentan terhadap polutan

  • Lansia: sistem kekebalan dan organ mengalami penurunan fungsi sehingga lansia rentan terhadap polusi

  • Penderita Asma dan Penyakit Kronis: Orang dengan kondisi asma atau PPOK ebih sensitif  terhadap polusi udara

  • Ibu hamil: Paparan polusi udara dapat memengaruhi tumbuh kembang janin dan menyebabkan kelahiran prematur serta berat badan lebih rendah


Langkah Pencegahan Jangka Pendek

  • Jaga Kualitas Udara Dalam Ruangan: Gunakan pembersih udara air (air purifier) dengan filter HEPA dan karbon aktif untuk menyaring asap dan senyawa VOC (senyawa organik volatil) dari polusi pabrik

  • Lindungi Diri Saat di Luar: Kenakan masker pelindung saat beraktivitas di luar ruangan, terutama pada jam-jam puncak polusi

  • Gunakan Filter Air: Pasang filter air yang dapat menyaring logam berat dan VOC (senyawa organik volatil) jika Anda tinggal di dekat kawasan industri

Komentar


bottom of page