top of page

KETIKA REMAJA DIRUNDUNG KESEHATAN MENTAL

Diperbarui: 2 Sep

Masa remaja adalah tahap penting dalam kehidupan. Pada fase ini, individu mengalami perubahan fisik, emosional, dan sosial yang signifikan. Namun, tekanan dari lingkungan dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan mental. Saat ini, remaja Indonesia mengalami krisis kesehatan mental. Menurut Indonesia National Adolescent Mental Healthy Survey (I-NAMHS), satu dari tiga remaja Indonesia memiliki masalah kesehatan mental. Sementara itu, satu dari dua puluh remaja Indonesia mengalami gangguan mental dalam 12 bulan terakhir pada tahun 2022. Angka ini setara dengan 15,5 juta dan 2,45 juta remaja. Prediksi tahun 2025 menunjukkan bahwa jumlah anak dengan persoalan kesehatan mental bisa meningkat. Kunjungan anak dan remaja ke sejumlah biro psikologi naik sekitar 20-30 persen.


Kesehatan Mental
kesehatan mental

Faktor yang Mempengaruhi Kesehatan Mental Remaja


Menurut Najelaa Shihab, permasalahan kesehatan mental dipengaruhi oleh banyak faktor. Pola asuh di rumah, pembelajaran guru di sekolah, interaksi dengan teman sebaya, serta pengalaman dan kecenderungan individual anak dan remaja dapat mempengaruhi kesehatan mental mereka.


Pola Asuh di Rumah


Pola asuh yang terlalu protektif atau kurang perhatian dapat meningkatkan risiko gangguan mental. Konflik keluarga yang tidak terselesaikan dapat memicu stres dan kecemasan pada remaja. Ketidakhadiran figur orangtua dalam mendukung emosional remaja juga dapat memperburuk kondisi mental mereka.


Pembelajaran Guru di Sekolah


Peran guru di sekolah sangat penting dalam pembelajaran terkait kesehatan mental remaja. Mereka dapat menciptakan lingkungan belajar yang positif. Guru juga dapat mengintegrasikan pendidikan kesehatan mental ke dalam kurikulum. Perilaku guru yang bersikap kasar, melakukan kekerasan verbal atau fisik, atau menciptakan lingkungan belajar yang menakutkan dapat menyebabkan remaja mengalami gangguan kesehatan mental, seperti kecemasan, depresi, atau trauma.


Interaksi dengan Teman Sebaya


Masa remaja merupakan periode penting dalam pembentukan identitas diri. Teman sebaya memainkan peran krusial dalam proses ini. Melalui teman sebaya, anak belajar untuk membentuk dan mengemukakan opini, menghargai sudut pandang orang lain, bernegosiasi, dan mengembangkan standar tingkah laku yang diterima secara umum. Permasalahan interaksi teman sebaya adalah isu penting yang perlu dibahas. Pengaruh negatif teman sebaya dapat memengaruhi pembentukan karakter anak. Solusi yang perlu dilakukan adalah menghindari anak dari lingkungan pertemanan yang cenderung melakukan hal-hal negatif.


Pengalaman dan Kecenderungan Individual Anak dan Remaja


Pengalaman dan kecenderungan individual anak dan remaja dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Ada beberapa contoh pengalaman yang dapat membentuk kecenderungan individual. Kasus perundungan (bullying) adalah pengalaman negatif yang dapat menyebabkan trauma psikologis, menurunkan rasa percaya diri, dan mengganggu perkembangan sosial. Kehilangan orang terkasih, seperti orang tua, juga dapat menjadi pengalaman negatif yang menyebabkan kesedihan mendalam dan berdampak pada perkembangan emosional.


Perkembangan kecenderungan individual dapat dilihat dari masa anak-anak awal hingga masa remaja akhir. Sebagai orang tua, penting untuk peka terhadap kepribadian, minat, dan bakat anak. Memahami perbedaan ini akan membantu orang tua, guru, dan masyarakat memberikan dukungan yang tepat agar anak dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.


Family Time Mempererat Keluarga


Family time adalah salah satu cara untuk menjaga kesehatan mental remaja. Saat ini, kurangnya perhatian dari keluarga menjadi isu yang signifikan. Dengan meluangkan waktu bersama keluarga, hubungan dapat dipererat, komunikasi meningkat, dan kebersamaan tercipta. Aktivitas seperti makan bersama atau berlibur dapat memberikan dampak positif. Islam menekankan keseimbangan dalam hidup, baik antara hubungan dengan Allah maupun dengan sesama manusia. Menjaga kesehatan fisik, mental, dan spiritual merupakan bagian dari ibadah. Rasulullah shallallahu ā€˜alaihi wa sallam sangat menekankan pentingnya memperhatikan keluarga.


Dari Aisyah radhiyallahu ā€˜anha, Rasulullah shallallahu ā€˜alaihi wa sallam bersabda:


"Yang terbaik di antara kalian adalah yang paling baik terhadap keluarganya dan aku yang paling baik terhadap keluargaku." (HR. Tirmidzi)

Islam Memberikan Beberapa Kiat Family Time


Meluangkan Waktu untuk Keluarga


Meluangkan waktu untuk keluarga dapat mempererat hubungan. Interaksi yang lebih dekat akan saling memahami dan membangun ikatan yang lebih kuat. Ini juga dapat mengurangi stres, menciptakan kenangan, dan meningkatkan kesehatan mental. Kegiatan ini dapat membantu menurunkan risiko masalah perilaku pada anak, sehingga kemampuan bersosialisasi mereka meningkat.


Makan Bersama Keluarga


Makan bersama adalah kegiatan sederhana yang dapat mempererat hubungan keluarga. Dari Wahsyi bin Harb radhiyallahu ā€˜anhu, berkata: ā€œWahai Rasulullah, kami makan tapi tidak merasa kenyang.ā€ Beliau bersabda:


"Mungkin kalian makan dengan berpencar?" Mereka menjawab: "Ya." Beliau bersabda, "Maka berkumpullah ketika makan kalian, dan sebutlah nama Allah atas makanan itu, niscaya kalian akan diberkahi di dalamnya." (HR. Abu Daud)

Bermain Bersama Anak-Anak


Nabi Shallallahu ā€˜alaihi wa sallam dikenal sering bermain dan bercanda dengan anak-anak. Dalam sebuah riwayat, Rasulullah bermain dengan cucunya, Hasan dan Husain, untuk menunjukkan kasih sayangnya. Meluangkan waktu dengan anak-anak bukan hanya mempererat ikatan, tetapi juga memberikan keteladanan yang baik dalam hal kasih sayang.


Memberikan Perhatian dan Kasih Sayang


Memberikan perhatian dan kasih sayang adalah kunci dari family time. Nabi shallallahu ā€˜alaihi wa sallam bersabda:


"Barangsiapa yang tidak menyayangi maka ia tidak akan disayangi." (HR. Bukhari)

Kesimpulan


Islam menekankan pentingnya memiliki waktu bersama keluarga. Hal ini penting untuk menjaga kesehatan fisik, mental, serta mempererat hubungan keluarga. Family time berperan penting dalam menekan kasus perundungan pada remaja yang disebabkan oleh kurangnya perhatian dan kasih sayang dari keluarga. Dengan pendekatan kesehatan holistik, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan remaja secara optimal.

Komentar


bottom of page