top of page

LIFE STYLE ALA RASULULLAH Shallallahu ‘alaihi wa sallam

  • Gambar penulis: Redaksi
    Redaksi
  • 4 hari yang lalu
  • 4 menit membaca
LIFE STYLE ALA RASULULLAH Shallallahu ‘alaihi wa sallam

Lifestyle atau gaya hidup merupakan pola kebiasaan, aktivitas, minat dan opini seseorang yang mencerminkan caranya dalam menjalani kehidupan sehari-hari, mengatur waktu dan uang, serta berinteraksi dengan lingkungannya. Gaya hidup ini bukan hanya tentang apa yang dilakukan, tetapi juga bagaimana seseorang berekspresi dan mengelola pilihan hidupnya. Dalam islam, rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menekankan keseimbangan dan kesederhanaan dalam pola makan sehat, berpola hidup sederhana dan beribadah secara rutin.


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan cara gaya hidup sesuai syari’at:


Pola Makan Sehat


Pola makan sehat ala Rasulullah menekankan pada makan alami, seimbang dan teratur. Selain itu, terdapat aturan makan yang dianjurkan, yaitu dengan membagi perut menjadi sepertiga untuk makanan, sepertiga untuk minuman, dan sepertiga untuk udara, hal ini untuk menghindari makanan yang berlebihan dan membahayakan kesehatan.

Dari Al-Miqdam bin Ma’dikarib radhiyallahu ‘anhu, ia berkata bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tidak ada tempat yang lebih jelek daripada memenuhi perut keturunan Adam. Cukup keturunan Adam mengonsumsi yang dapat menegakkan tulangnya. Kalau memang menjadi suatu keharusan untuk diisi, maka sepertiga untuk makannya, sepertiga untuk minumannya dan sepertiga untuk nafasnya.” (HR. Imam Ahmad, Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah)


Ada seorang dokter di masa lalu bernama Ibnu Masawaih ketika membaca hadist tersebut berkata, “Andai kaum muslimin mengamalkan isi hadist ini, niscaya mereka akan selamat dari berbagai penyakit. Kalau demikian, rumah sakit dan farmasi akan jadi kosong.” Beliau mengatakan demikian dikarenakan berbagai penyakit disebabkan oleh perut yang terbiasa terisi penuh. Sebagian pakar juga mengatakan, “Asal dari berbagai penyakit adalah perut yang selalu terisi penuh.”


Kesederhanaan


Meskipun beliau merupakan seorang pemimpin dan berpotensi untuk hidup mewah, Rasulullah memilih untuk hidup sederhana, memberikan contoh bagi umatnya untuk tidak terlalu terikat pada dunia dan kemewahan. Kesederhanaan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bukan berarti kemiskinan, tetapi lebih kepada sikap tidak terikat duniwai dan kemewahan. Di zaman sekarang banyak orang terjebak dalam gaya hidup konsumtif sehingga sangat relevan dengan kesederhanaan Rasulullah. Beberapa riwayat kesederhanaan Rasulullah :


Sederhananya Nabi pada sebuah sandal, dimana Nabi menggunakan sandal jepit biasa yang terbuat dari kulit. Dari Anas bin Malik radhyiallahu ‘anhu beliau mengatakan, “Sandal Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki dua kali ikatan” (HR. Bukhari)

Sederhananya tempat tidur Nabi yang terbuat dari kulit yang diisi oleh sabut dan dedaunan. Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, “Tempat tidur Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari kulit yang diisi dengan sabut.” (HR. Bukhari)


Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu, “Umar bin Khattab datang ketika beliau sedang tidur diatas tikar yang membuat bekas pada kulit beliau di bagian sisi. Sontak Umar berkata: “Wahai Nabi Allah! Andaikan engkau menggunakan permadani tentu lebih baik dari tikar ini.” Maka beliau pun bersabda: “Apa urusanku terhadap dunia? Permisalan antara aku dengan dunia bagaikan seorang yang berkendaraan menempuh perjalanan di siang hari yang panas terik, lalu ia mencari teduhnya di bawah pohon beberapa saat di siang hari, kemudian ia istirahat di sana lalu meninggalkannya.” (HR. Tirmidzi)


Ibadah rutin


Mendirikan shalat secara berjama’ah untuk membentuk disiplin dan ritme hidup, membaca Al-Qur’an dengan merenungi ayat-ayat Al-Qur’an sebagai bentuk komunikasi dan petunjuk ibadah, bersedekah sesuai kemampuan untuk membantu bersama, beristighfar untuk memohon ampunan, dan berpuasa merupakan amalan-amalan yang rutin Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan ketekunan dan istiqomah. Menjadikan ibadah sebagai rutinitas bukan hanya kewajiban, tetapi juga cara membentuk disiplin, mengelola waktu dan menumbuhkan kedekatan dengan Allah subhanallahu wa ta’ala dalam setiap aktivitas sehari-hari. Dengan menjadi ibadah sebagai bagian dari gaya hidup sehari-hari, umat muslim dapat membentuk pribadi yang disiplin, sehat dan selalu dekat sang pencipta Allah subhanahu wa ta’ala.


Menggunakan Waktu secara Efektif


Imam Syafi’i rahimahullah berkata, “Aku pernah bersama dengan orang-orang sufi. Aku tidaklah mendapatkan pelajaran darinya selain dua hal, pertama, dia mengatakan bahwa waktu bagaikan pedang, jika kamu tidak memanfaatkannya, maka dia akan memotongmu. Jika dirimu tidak tersibukkan dengan hal-hal yang baik, pasti akan tersibukkan dengan hal-hal yang sia-sia.”

Sebagai mukmin kita harus mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam menjaga waktu, rasulullah pernah memberikan cara agar kita dapat mengatur waktu dengan bijak:1


Menentukan Prioritas


Beliau memulai hari dengan Shalat subuh dan selalu mengutamakan ibadah kepada Allah subhanahu wa ta’ala di atas segalanya. Selain ibadah, penting juga untuk memprioritaskan pekerjaan dan tanggungjawab sehari-hari


Membagi waktu menjadi 3 bagian


Salah satu strategi Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam mengatur waktu yaitu dengan membagi waktu menjadi 3 bagian, diantaranya waktu untuk Allah (Haqqullah) yaitu waktu yang diutamakan untuk ibadah, waktu untuk diri sendiri (Haqqul Nafs) yang berguna untuk menjaga kesehatan fisik, mental dan emosional, waktu untuk orang lain (Haqqul Ibad) yaitu waktu yang ditujukkan untuk berinteraksi dan memberikan manfaat kepada sesama agar dapat menjaga hubungan baik dengan keluarga, teman dan masyarakat


Memanfaatkan waktu dengan baik


Mulailah hari dengan kegiatan produktif dan jangan biarkan waktu berlalu tanpa melakukan sesuatu yang bermanfaat, ingatlah bahwa setiap detik yang dihabiskan memiliki nilai yang besar dan akan dipertanggungjawabkan di akhirat nanti.

Hindari menunda pekerjaan


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu mendorong umatnya untuk menyelesaikan tugas yang ada, dalam sebuah hadits beliau bersabda, “Sebaik-baik urusan adalah yang diselesaikan dengan cepat.” Menunda pekerjaan dapat merusak produktivitas dan mengganggu keseimbangan hidup


Hindari multitasking


Fokus pada satu pekerjaan dianggap sebagai cara efektif dalam menyelesaikan pekerjaan, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu fokus pada satu tugas hingga selesai sebelum beralih ke tugas berikutnya. Multitasking dapat mengurangi kualitas pekerjaan dan membuat seseorang lebih cepat lelah sehingga hasil yang didapat tidak optimal.


Disiplin


Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam selalu konsisten dalam menjalani rutinitas sehari-harinya, mulai dari bangun tidur sampai tidur kembali. Disiplin dalam mengatur waktu sangat membantu dalam menyelesaikan tugas dengan tepat waktu, selain itu dapat membangun karakter dan timbul rasa bertanggung jawab.

Bagaimana cara meneladani gaya hidup Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam ?

Rutin membaca dan mempelajari sirah nabawiyah untuk mendalami kehidupan dan perilaku Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam


Menerapkan sunnah dalam kehidupan sehari-hari baik dalam beribadah, adab hingga muamalah


Menjadikan ruang gerak sehari-hari sebagai sarana dakwah dengan mengaplikasi nilai-nilai Islam dalam berinteraksi dengan orang lain hingga memberikan teladan yang baik

Berdzikir dan Berdo’a untuk memperkuat hubungan dengan Allah subhanahu wa ta’ala dalam memohon pertolongan serta bimbingan meneladani Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam

header.all-comments


bottom of page